III. Negeri Babel
a. Sejarah
Sebelum ± 1595 sM sejarah negeri Babel mengalami pasang-surut. Pada tahun itu Mursili I, orang Het, menyerbu Babel, dan orang Kasit clari bukit-bukit sebelah timur lambat-laun menjajah negeri itu dan kemudian memerintah dari ibukota yang baru (Dur-Kurigalzu) yang telah dibangun oleh Kurigalzu I (± 1450 sM). Pada abad-abad berikutnya Babel lemah meskipun merdeka, kecuali pada waktu-waktu singkat saat diperintah langsung dari Asyur (misalnya Tukulti Ninurta I, 1244-1208 sM). Orang-orang Aram sering menyerang Babel, dan mungkin sekali serangan-serangan itu memberi peluang bagi orang Israel menduduki Palestina selatan dengan bebas, dan kemudian meluaskan perbatasan-perbalasan mereka di bawah raja Salomo. Perlawanan dari orang-orang padang pasir tidak berarti. Sewaktu-waktu muncul pahlawan nasional yang dapat menguasai pemerintahan dan perdagangan. seperti Nebukadnezar I (1124-1103 sM) mcngalahkan Elam, tapi segera Tiglat-Pileser I mengembalikan pemerintahan Asyur kembali.
b. Penjajahan Asyur (745-626 sM)
Sekitar zaman Nabu-nasir (Nabonassar), yang pemerintahannya (747-735 sM) merupakan awal zaman baru, mulailah perjuangan yang panjang untuk merebut kemerdekaan dari Asyur. Tiglat-Pileser III dari Asyurmengangkat clirinya sendiri menjadi 'Raja Sumer dan Akad, membungkamkan Bel (= Marduk) dan dengan demikian menuntut takhta Babel pada tahun 745 sM dan memakai nama Pul(u) (1 Tawarikh 5:26). Lima belas tahun kemudian ia harus mengerahkan tentara Asyur menumpas pemberontakan Ukinzer dari Bit-Amukkani. Ia mengalahkannya di Sapia dan memindahkan banyak tawanan.
Seorang sheik yang menyaingi dia, Marduk-Apla-Iddina II, dari Bit-Yakin di daerah selatan, memberi upeti kepada Tiglat-PiJeser pada waktu ini (Iraq, 17, 1953, halaman 44-50). Tapi urusan pengepungan Samaria oleh Salmaneser V dan Sargon II pada tahun 726-722 memberikan kemungkinan kepada Marduk-Apla-Iddina (Merodakh-Baladan) untuk melancarkan tipu-dayanya. Selama 10 tahun (721-210 sM) ia menduduki takhta di Babel sampai tentara Asyur menyerang Der, mengalahkan Humbanigas dari Elam, dan menduduki Babel. Tentara Asyur bergerak ke selatan, tapi Merodakh-Baladan tetap memegang pemerintahan setempat. Pujian bagi kcbijaksanaan Sargon yang berhasil membinanya menjadi hamba yang taat selama sisa pemerintahannya.
Pada waktu Sargon meninggal, 705 sM, Merodakh-Bala¬dan bersekongkol lagi dengan tuan-tuannya, dan mungkin dialah, bukan Hizkia, yang mengusulkan per1unya persekutuan menentang Asyur (2 Raja 20: 12-19; Yesaya 39). Penentangan Yesaya mempunyat dasar yang kuat, sebab orang Babel sendiri menempatkan orang mereka, Marduk-Zakir-Sum, di atas takhta, 703 sM. Hal ini memberi peluang bagi Merodakh Baladan dan ia mengangkat dirinya sendiri menjadi raja Babel. meskipun ia tinggal di kota yang lebih tenang, Borsipa. Sanherih memerangi dan mengalahkan dia dan para pendukungnya dari Elam dalam perang di Kutha dan Kis, lalu memasuki Babel dan menempatkan orang yang pro-Asyur, Bel-ibni, di atas takhta. Bit-Yakin dirusak, tapi Metodakh-Baladan telah melarikan diri ke Elam, di sana ia meninggal sebelum Sanherib dapat mengumpulkan kekuatan di laut untuk menghukum dia, tahun 694 sM.
Untuk sementara waktu putra Sanherib, Esarhadon, bertanggungjawab atas Babel sebagai raja muda. Ia naik takhta pada tahun 681 dan berusaha memperbaiki kuil-kuil kota dan mengembalikan keagungannya, Mungkin karena itulah buat sementara ia memindahkan Manasye ke sana (2 Tawarikh 33:11).
Sejak bangsa Elam terus-menerus membujuk suku-suku Babel, Esarhadon memimpin suatu pasukan ke 'tanah-tanah samudra' pada tahun 67R sM, dan mengangkat Na'id-Marduk sebagai kepala, Pada bulan Mei 672 Esarhadon memerintahkan segala bawahannya bersumpah untuk membantu putranya, Ayurbanipal, sebagai calon raja dari Asyur, dan putranya Samas-sum-ukin sebagai calon raja dari Babel (Iraq, 20, 1958), Waktu ia meninggal tahun 669 rencananya ini terlaksana dan berjalan baik di bawah pengaruh ibu suri.
Tapi ± pada tahun 652 sM saudara kembar Esarhadon di Babel terang-terangan memberontak menentang pemerintah pusat dan kematiannya mengikuti keruntuhan Babel tahun 648, Asyurbanipal juga menyerang di Elam dan mengalahkan Susan. Para tawanan dari Susan dan para pemberontak Babel dipindahkan ke Samaria (Ezra 4:2). Kandalanu dijadikan raja rnuda atas Babel (648-627 sM), dan Asyurbanipal mengawasi pusat agarna di Nipur. Utusan di wilayah selatan ini mengalihkan perhatian Asyur dari barat, sehingga kota-kota di Palestina dapat mengadakan gerakan menuju kemerdekaan. Akhir pemerintahan Asyurbanipal tidak terperinci, tapi jelas terjadi segera sesudah kematian Kandalanu. Dalam pemerintahan sesudah dia, suku-suku setcmpat berkumpul untuk membantu Nabopolasar dari Kasdim melawan Sin-sar-iskun dari Asyur.
c. Zaman Neo-Babel (Kasdim) (626-539 sM)
Nabopolasar, gubernur 'tanah-tanah samudra' (Teluk Persia), seorang Kasdim, menduduki takhta Babel 22 Nov 626, dan serentak mengadakan damai dengan Elam. Pada tahun berikutnya ia mengalahkan bangsa Asyur di Salat, dan ± 623 wilayah Der telah membebaskan diri. Kitab Sejarah Babel sumber yang utama dan terpercaya tentang zaman ini, tidak mengatakan apa-apa tentang tahun 623-616 sM. Pad a waktu itu Nabopolasar mengusir orang Asyur dari sepanjang S Efrat dan Tigris. Pada tahun 614 orang Media bersekutu dengan orang Babel dan menyerang Asyur. Dan sekutu-sekutu yang itu juga, mungkin dengan bantuan bangsa Skit, menduduki Niniwe tahun 612 sM, sedang orang Babel mengejar orang-orang yang melarikan diri ke arah barat. Serangan-serangan Babel di Siria diikuti oleh scrangan terhadap Haran, 609 sM, dan penggerebekan terhadap suku-suku di bukit-bukit di utara tahun 609-606 sM.
Nabopolasar yang sudah lanjut usia mempercayakan tentaranya kepada calon raja, putranya, Nebukadnezar, yang berperang dengan orang Mesir di Kumuhi dan Quramati (Sungai Efrat, udik), Pada bulan Mei-Juni 605 sM Ncbukadnezar di luar dugaan menyerang Karkemis, menaklukkannya dan menghabiskan tentara Mesir di Hamat. Demikianlah orang Babel mcngalahkan seluruh Siria sampai perbatasan Mesir. tapi kelihatannya tidak memasuki kota bukit Yehuda sendiri (2 Raja 24:7; Josephus, Antiquities 10:6; bandingkan Daniel 1:1). Yehoyakim. pengikur Nekho II. menyerah kepada Nebukadnezar, yang membawa tawanan. termasuk Daniel ke Babel. Waktu Nebukadnezar di Palestina ia mendengar kematian ayahnya (15 Agustus 605 sM) dan langsung menerobos padang pasir untuk 'memegang tangan Bel' dan dengan demikian resmi menuntut takhta (6 September 605 sM).
Pada tahun 604 sM Nebukadnezar menerima upeti dari 'segala raja dari tanah Hati' (Siro-Palestina), dan di antaranya mungkin sekali Yehoyakim. Tapi Askelon menolak dan ditaklukkan, suatu kejadian yg berpengaruh besar kepada Yehuda (Yeremia 47:5-7). Sepucuk surat untuk meminta bantuan Firaun melawan serangan perluasan Babel, ditulis dari waktu ini (lihat Document of Old Testament of Old Testament Times, hlm 251-255). Pada tahun 601 orang Babel berperang dengan orang Mesir. Kedua pihak menderita kerugian besar; orang Babel tinggal di negerinya dan mempersenjatai lagi tentaranya selama tahun berikutnya. Mungkin akibat dari kejadian ini ialah bahwa Yehoyakim bertentangan dengan firman Yeremia (Yeremia 27:9-11), ganti sekutu dengan Nekho II setelah menyerah kepada Babel selama 3 tahun (2 Raja 24:1).
Untuk mempersiapkan peperangan-peperangan lain tentara Babel menyerbu suku-suku Arab (tahun 599/8, Yeremia 49:28-33). Pada bulan Kislev, tahun Nebukadnezar yang ke-7 (Desember 598), Nebukadnezar mengerahkan tentaranya satu kali lagi dan menurut Kitab Sejarah Babel, 'ia mengepung Yehuda dan menaklukkannya pada hari kedua bulan Adar. Ia menangkap rajanya, mengangkat pemerintah menurut pilihannya sendiri, mengambil banyak jarahan dari kota itu, dan menyuruh tentaranya kembali ke Babel' (BM 21946). Keruntuhan Yerusalem pada Mrt 597 tgl 16, penangkapan Yoyakhin, pengangkatan Matanyal-Zedekia dan permulaan pembuangan Yehuda, semuanya terjadi seperti diceritakan dalam Alkitab (2 Raja 24: 10-17; 2 Tawarikh 36:8-10).
Tahun berikutnya Nebukadnezar menyerang Elam (bandingkan Yer 49:34-38). Laporan Kitab Sejarah Babel tidak mencatat mulai dari 595 sM, tapi perang-perang Babel dengan Yehuda waktu Zedekia memberontak telah diceritakan oleh Yeremia (52:4 dab; 2 Raja 25:7). Yerusalem rusak pada tahun 587 sM dan pembuangan selanjutnya terjadi thn 581 (2 Raja 25:8-21), Yehuda menjadi propinsi taklukan di bawah Gedalya (ayat 22-26). Suatu tulisan Babel menyinggung serbuan Mesir tahun 568/7 sM (Yeremia 46).
Yoyakhin di pembuangan, yang disebut dalam daftar catu Babel (595-570 sM) diperlakukan baik oleh pengganti Nebukadnezar, Arnel-Marduk (562-560 sM, EWIL-MERODAKH, 2 Raja 25:27). Raja ini dibunuh oleh menantu Nebukadnezar, Neriglissar (560-556 sM) yang berperang di Kikilia dalam usahanya untuk menentang kekuasaan yang meningkat dan Lidia. Putranya, Labasi-Marduk, hanya memerintah 8 bulan sebelum Nabonidus mengambil takhtanya dan terus bergerak ke Kikilia, di sini, menurut Herodotus, ia menjadi penengah antara orang Lidia dan orang Media. Orang Media sekarang mengancam Babel. Dari sini Nabonidus telah diusir karena bangsanya tidak mau menerima usaha-usaha pembaruannya. Ia berperang di Siria dan Arabia utara. Di sini ia tinggal di Tema selama 10 tahun, sedang putranya, Bel-syazar, memegang pemerintahan juga di Babel. ± tahun 544 rakyatnya dan raja-raja Arab, Mesir dan Media diatur dengan baik dan Nabonidus kembali ke ibukotanya (AS 8, 1958), tapi pada waktu ini negara itu lemah dan terpecah.
d. Wangsa Akemenus (539-332 sM)
Koresy yang telah menaklukkan Media, Persia dan Elam, memasuki Babel pada 16 Oktober 539 sM, setelah Babel diduduki olehjenderalnya, Gobrias. Aliran S Efrat dibelokkan di Opis agar penyerbu dapat menerobos pertahanan melalui dasar sungai yg kering itu. Belsyazar dan kemudian Nabonidus dibunuh (Daniel 5:30). Tentang identitas 'Darius si orang Media' (Daniel 5:31). Pemerintahan Koresy di Babel (539-530 sM) adil dan menguntungkan bagi orang Yahudi; pemulangan dari pembuangan adalah anjurannya (Ezra 1:1; bandingkan Yesaya 44:24-28; 45:13; Mikha 5). Untuk masa yang singkat putranya, Kambises, bertindak sebagai pemerintah di sisinya sampai ia meninggal dalam perang di bukit-bukit timurlaut. Kambises menyerbu Mesir, tapi kematiannya (522 sM) menimbulkan pemberontakan dan orang-orang menuntut merampas takhta (American Journal of Semitic Languages and Litaratures 58, 1941. hlm 341 dst), sampai pada Des 522 Darius I mengembalikan tata tertib. Pada masa pemerintahannya (522-4R6 sM) ia memberi izin kepada orang Yahudi untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem di bawah pimpinan Zerubabel (Ezra 4:5; Hagai 1:1).
Sesudah itu Babel diperintah oleh raja-raja dari Persia; Xerxes (486-470 sM, *AHASYWEROS), Artaxerxes I (464-423 sM) dan Darius II (423-408 sM), mungkin dia adalah 'Darius si orang Persia' seperti sebutannya dalam Neh 12:22 untuk membedakan dia dari 'Darius si orang Media'.
Setelah Babel dikalahkan. Aleksander III (Agung) merencanakan membangunnya kembali. Ia memerintah kota ini (331-323 sM) dan dilanjutkan oleh garis Yunani, yaitu Filipus-Arrhidaeus (323-316 sM) dan Aleksander IV (316-312 sM). Kemudian daerah itu jatuh lagi, sekarang di tangan orang Seleukus (312-64 sM), lalu ke tangan orang Partia (Arsakid) dan orang Sasania sampai dikalahkan oleh orang Arab pada 641 M.
Setelah zaman Neo-Babel dan selanjutnya, ada beberapa kolonisasi Yahudi di Babel, dan sesudah Yerusalem runtuh pada tahun 70 M kolonisasi-kolonisasi ini mempunyai pengaruh di diaspora.
IV. Agama
Mulai tahun 3000 sM telah terkumpulkan nama dewa-dewa dengan gelarnya, nama-nama tambahan, dan kuil-kuil. Meskipun dalam daftar terakhir dari Niniwe bertarikh abad 7 sM mencatat lebih dari 2.500 jumlahnya, kebanyakannya dapat ditentukan sebagai dewa-dewa dari Sumeria kuno yg diambil oleh orang Semit setelah dinasti pertama dari Babel (kr 1800 sM), sehingga jumlah yg benar dari dewa-dewa yg di-sembah pada tiap zaman tidaklah demikian besarnya.
a. Dewa-dewi
Dewa-dewa yg terutama adalah
Anu (bahasa Sumer
An), yaitu dewa langit, dengan kuil pertamanya E.anna di Uruk. Ia adalah
'El dari bangsa Semit, dan istrinya
Innana, atau
Innin yg kemudian dikacaukan dengan
Isytar. Sinkritistis yg sama ditemukan Juga tentang
Enlil. dewa udara, sifat-sifatnya kemudian diberikan kepada
Bel (
Baal) dan Marduk (
'ME-RODAKH). Istrinya yg namanya
Ninlil atau
Ninhursag kemudian disamakan dengan
Isytar juga. Dewa yg ke-3 dari ketiga yg tertinggi adalah
Ea (bahasa Sumer
Enki) '
tuan dari air yg dalam', dewa kebijaksanaan dan oleh karena itu berkenan pada manusia: ia memberinya cara belajar akan maksud dewa-dewa melalui, dewani dan ia menjadi pengantara manusia. Kuilnya,
E.abzu, ada di
Eridu dan istrinya bernama
Dam-gal,
Nin-mah atau
Damkina, istri agung dari bumi dan langit.
Di antara dewa-dewa lain yg paling penting adalah
Isytar. dewa bangsa Semit, mula-mula mungkin dewa jantan (bnd bahasa Arab
'Athtar). Tapi kemudian. karena diberikan kepada-nya kekuasaan
Innana juga dengan cara sinkritis.
Isytar menjadi dewi yg utama dari cinta dan pahlawan perang dan dianggap putri dari
Sin.
Sin, dewa bulan dari Babel (bahaas Sumer
su'en) disembah bersama istrinya, Ningal, dalam kuil-kuil di
Ur dan Haran. Dikatakan, bahwa ia adalah putra
Anu atau dari
Enlil.
Shamasy, yg istrinya
Aya juga dianggap bentuk dari
Isytar, adalah matahari dalam kekuatannya (bahasa Sumer
utu). putra
Sin, dewa kekuatan, keadilan dan perang. Kuil-kuilnya yang utama (
E. Babbar, 'Rumah Matahari') ada di
Sippar dan
Larsa, meskipun. seperti dewa-dewa utama yg lain. penyembahan kepada dia juga dilakukan di kuil-kuil kecil di tempat lain.
Adad, yg berasal dari Semit Barat, adalah dewa badai,
Addu atau
Hadad dari Kanaan.
Nergal dan istrinya,
Ereski-gal, memerintah dunia bawah, dan dengan demikian ia adalah tuan dari wabah (
Irra), demam dan penyakit lain. Dengan berkembangnya bangsa Amori maka penyembahan kepada
Marduk (bahasa Sumer
amar'ut, 'sapi muda dari matahari'), putra sulung dari
Enki, menjadi sangat penting di Babilonia. 'Sajak Penciptaan' (
enuma elis, bandingkan artikel
alkitab-dan-enuma-elish-vt2409.html#p13110 ) adalah sajak tentang penciptaan semesta alam dan tentang tata tertib yg dikembalikan oleh Marduk yang diberi lima puluh gelar.
Nabu, dewa dari ilmu pengetahuan dan sastra, mempunyai kuilnya (
E-zida) di banyak kota(
NEBO, NINIWE,KALAH). Banyak dewa adalah penting di tempat-tempat tertentu. Demikianlah
Asyur (
an.sar: menjadi dewa nasional dari
Asyur.
Amurru (
martu, 'arah Barat') yg disamakan dengan
Anu,
Sin dan
Adad, adalah dewa dari Semit Barat seperti
Dagon.
Dummuzi adalah dewa dari pertumbuhan. Kematiannya, tapi bukan kebangkitannya, merupakan bahan dari mitos
Isytar.
Ninurta adalah dewa dari Babel dan Asyur mengenai perang dan perburuan.
Dunia udik dipenuhi dengan dewa-dewa
Igigu dan yg lebih rendah diisi dengan
Annunaku. Seluruh daerah rohani dan bendawi diatur dengan hukum-hukum dari dewa (
me). lebih dari seratus diketahui. Mulai dari 'kedewaan' kepada 'kemenangan' dan 'alat musik', jadi sifat-sifat dan kom-pleksitas kebudayaan. Dewa-dewa adalah abadi tapi kekuasaannya terbatas. Mitos-mitos yg hanya dewa-dewa utama mengisinya, menunjukkan ciri antropomorfis dan pikiran bahwa semua benda (misalnya sebutir batu) didiami 'hidup'. Roh-roh dan setan banyak sekali. Bangsa Sumer berusaha dengan pelbagai pandangan teologis untuk memecahkan soal-soal yg ada dalam sistem politeis mereka. Demikianlah mitos-mitos itu teristimewa mengenai pertanyaan tentang asal alam semesta, dasar dan pemerintahan dunia, penciptaan manusia dan usaha untuk mendapat keabadian, seperti dalam sajak tentang air bah, dan hubungan manusia dengan dunia roh-roh.
b. Keimaman
Ada banyak pelayan kuil dengan tingkatannya, dan raja atau pemegang pemerintahan adalah pimpinan tertinggi pada perayaan-perayaan tertentu. Pada zaman Sumer kuno segala pekerjaan terpusat di kuil, dan di sana orang yg tertinggi derajatnya (
mu) adalah 'tuan tanah'. Dalam upacara penyembahan
Sin, imam agungnya tentu; biasanya putra raja. Kepala imamnya
imahhu) mempunyai banyak imam
tsongu), pria-pria berbadan sehat dan biasanya sudah kawin, yg membantu dia. Pemimpin upacara
iurigallu, dibantu oleh banyak pejabat lebih rendah yg dapat masuk di kuil (
ereb biti). Dalam upacara kidung-kidung, yg berperan banyak adalah para pemazmur. para penyanyi ratapan dan para pemain musik.
Kalau manusia menghampiri dewa. banyak tenaga khusus turut berperan. Seorang pembuang setan (
asipu) dapat megeluarkan roh jahat atau melisankan mantera dengan kidung-kidung atau cara-cara tertulis dalam ayat-ayat (
surpu; maglu) atau dengan lambang-lambang (
kuppuru). penyucian oleh imam-imam (
masmasu) atau oleh mereka yg membersihkan dengan air (
ramku). Banyak naskah menuliskan perbuatan yg harus dilakukan untuk menentang roh-roh jahat (
utukhi limnuti), setan nasib (
namtaru), setan yg mengganggu wanita
ilamastui, atau tabu-tabu. Banyak buku tentang kesehatan dari zaman kuno ini erat hubungannya tengan agama. seperti juga astronomi atau astrologi dari [url=http://www.sarapanpagi.org/kasdim-orang-kasdim-vt3901.html#p21529bangsa Kasdim[/url] yg kemudian. Yg disebut terakhir ini berdasarkan penyamaan dewa-dewa dengan planet atau bintang (misalnya
Nabu = Merkurius). atau dengan bagian-hagian langit ('Jalan
Anu' = bintang-bintang tetap').
Orang-orang lain bekerja untuk menentukan kehendak dewa-dewa melalui tanda-tanda yg timbul dari hati (imam baru atau ahli nujum), atau melalui penyelidikan dari ramalan (
sa'ilu) atau melalui doa-doa. Banyak perempuan, terrmasuk pelacur-pelacur kuil. bekerja di kuil-kuil (HA Hoffner,
Orient and Occident. 1973, hlm 213-222). Dan kuil-kuil setempat yg dikunjungi musafir untuk berdoa, telah didapatkan di
Ur (
Iraq 22, 1960).
Kebaktian-kebaktian yg biasa (
dullu) termasuk memberikan sesuatu kepada dewa-dewa untuk dimakan atau diminum. Patung-patung dihiasi dan diberi pakaian dan benda-benda pemenuhan nazar diletakkan di dekatnya. Korban-korban yg diletakkan di atas mezbah kemudian diberikan sebagian atau seluruhnya. kepada para imam, Dewa-dewa
mempunyai kursinya sendiri. kereta dan perahu untuk dipakai dalam iring-iringan.
c. Pesta-pesta
Kebanyakan kota dan kuil mempunyai pesta-pesta dan hari-hari suci khusus. Di Babel,
Erekh,
Ur, seperti di
Asyur,
Niniwe dan
Kalah, pesta Tahun Baru
takitu, adalah yg paling besar: pesta ini dirayakan di musim rontok, tapi boleh juga pada waktu lain, dengan macam-macam upacara di pusat-pusat dan zaman-zaman yg berbeda-beda. Di Babel pesta menghabiskan waktu dua minggu: upacaranya meliputi pawai dewa-dewa ke kuil
Marduk, lalu menurunkan dan menaikkan kembali raja, yg kemudian 'memegang tangan untuk mengantar dia dalam pawai ke rumah
akitu di luar kota; di situ dilakonkan Sidang Dewa-dewa. Pembicaraan tentang Penciptaan dan pergumulannya (mungkin Pertempuran ini dilakonkanjuga) dan penentuan nasib untuk tahun depan. Hal-hal ini kadang-kadang diakhiri dengan 'pernikahan suci' (raja dan imam perempuan, mewakili dewa) lalu hari-hari kesukariaan umum, Pada upacara ini Dongeng Cipta diucapkan. suatu hal yg terjadi pada waktu lain juga.
Pesta-pesta kerajaan meliputi upacara memahkotai raja (masih ada naskah dari
Ur-Nammu,
Nabopolasar dll. tentang ini), pesta pribadi meliputi kelahiran, pernikahan dan pelantikan gadis menjadi imam perempuan.
d. Sastra
Pada zaman tablet-tablet
Abu Salabik
sudah didapati di Anatolia, Siria, Palestina, Mesir dan juga Yunani. Tulisan asli atau salinannya ditempatkan di perpustakaan kerajaan Asyur, ialah di Asyur, Niniwe dan Kalah .
Dalam sastra ini termasuk lk 50 cerita panjang tentang tokoh-tokoh lama serta dongeng-dongeng dalam bh Akad (ada yg disalin dari bh Sumer, dan intinya mengenai pencip¬taan, air bah, peh) kr 2800-2500 sM), sastra Babel sudah berkembang. Ada bukti bahwa penulis-penulis Semitis menulis kembali tulisan Sumer yang lebih tua dengan memakai tekhnik sastra (misalnya judul-judul) yang diajarkan di sekolah. Selama zamannya (/d 100 M) sastra ini sangat berpengatuh di seluruh Timur Tengah, salinannya sudah didapati di
Anatolia,
Siria,
Palestina,
Mesir dan juga Yunani. Tulisan asli atau salinannya ditempatkan di perpustakaan kerajaan
Asyur, ialah di
Asyur,
Niniwe dan
Kalah.
Dalam sastra ini termasuk lk 50 cerita panjang tentang tokoh-tokoh lama serta dongeng-dongeng dalam bh Akad (ada yg disalin dari bahasa Sumer, dan intinya mengenai penciptaan, air bah, pembangunan masyarakat beradab), 'Sastra Hikmat' meliputi karangan mengenai 'manusia dan dewa', mengenai orang yg disebut 'Ayub dari Babel' tludiul bet nemeqii, keterangan dunia, pembicaraan, dialog, ajaran praktis, amsal, perumpamaan, cerita-cerita, esai-esai mini, nyanyian cinta, Semuanya ini termasuk kurikulum sekolah, disamping ilmu ukir menulis seperti daftar-daftar, tanda¬tanda, kamus, buku tata bahasa, daftar rangkaian kata dan suku kata, serta banyak daftar lain, misalnya daftar nama-nama tempat dan nama-nama pribadi.
'Sastra agama' meliputi mazmur, nyanyian rohani dan doa kepada dewa dan juga kepada beberapa raja, upacara. mantera, lalu daftar-daftar tulisan yg masih belum dida¬patkan kembali. 'Sastra ilmiah' meliputi ilmu kedokteran (prognosa, diagnosa, resep, buku sekolah ttg obat, bedah dan hewan), ilmu kimia (sebagian besar keterangan cara mem-buat minyak wangi dan kaca). geologi (daftar batu-baru, warna dan kerasnya), ilmu nuduh, botani (daftar tumbuh-tumbuhan dan obat bius), zoologi (daftar margasatwa), Ada naskah tentang matematika dengan daftar angka-angka, erat berhubungan dengan astronomi, mis daftar bulan-bulan yg harus ditambahkan pada kalender untuk menyesuaikannya dengan gerakan matahari dan bulan.
Di Babel riwayat sejarah sudah berkembang, kutipan dari riwayat itu terdapat dalam sastra lain, seperti syair, ramalan¬wangsa dan kalender bintang. Kumpulan hukum-hukum (belum dapat disebut Kode) yg berasal dari misalnya raja Esynunna, Hammurabi, dapat dibandingkan dengan lebih dari seperempatjuta naskah lain surat-surat, dokumen legal, administratif, ekonomi dari zaman 3000-300 sM. Sesudah abad 4 sM perkembangan meliputi peta bintang dan rasi serta tulisan pada tablet liat dengan huruf Yunani, dan pada bahan-bahan tulisan yg lain.